Rabu, 08 April 2015





BAB I
PENDAHULUAN

I.1.    Latar Belakang Masalah
Dalam makalah kami yang berjudul “Sumber – sumber Ajaran Agama Islam” ini akan menguraikan mengenai pengertian Agama Islam, sumber hukum Islam dan ajarannya, serta cara untuk memahaminya.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan ke Islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam.
Selain itu dalam makalah kali ini yang berjudul “SUMBER – SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM” akan di paparkan mengenai pengertian agama Islam itu sendiri dan juga sumber-sumber hukum Islam, dan ini tentunya hanya mengulang untuk mengingatkan kembali pelajaran yang telah lewat karena makalah yang akan kami bahas kali ini sudah sering kita pelajari dan hanya untuk mengingatkan kembali.
I.2.    Rumusan Masalah
a.       Apa Konsep Dasar Pendidikan Islam
b.      Apa Pengertian dan Sumber Pendidikan Islam



I.3.. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui Pengertian dan Sumber Pendidikan Islam



























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Dasar Pendidikan Islam

Adapun konsep dasar pendidikan islam mencakup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’bid. Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan bahwa menurut kamus Bahasa Arab, lafaz At-Tarbiyah berasal dari tiga kata, pertama, raba-yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh. Makna ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 39. Kedua, rabiya-yarba yang berarti menjadi besar.  Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Kata Tarbiyah merupakan masdar dari rabba-yurabbi-tarbiyatan. Kata ini ditemukan dalam Al-Qur;an surat Al-Isra ayat 24.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Dr. Abdul Fattah Jalal, pengarang Min al-Usul at-Tarbiyah fii al-islam (1977: 15-24) mengatakan bahwa istilah ta’lim lebih luas dibanding tarbiyah yang sebenarnya berlaku hanya untuk pendidikan anak kecil. Yang dimaksudkan sebagai proses persiapan dan pengusahaan pada fase pertama pertumbuhan manusia (yang oleh Langeveld disebut pendidikan “pendahuluan”), atau menurut istilah yang populer disebut fase bayi dan kanak-kanak. Pandangan Fattah tersebut didasarkan pada dua ayat sebagaimana difirmankan Allah SWT surat al-Isra ayat 24 dan As-Syuara ayat 18.
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ
Firaun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.”
Kata ta’lim menurut Fattah merupakan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir. Sehingga satu segi telah mencakup aspek kognisi dan pada segi lain tidak mengabaikan aspek afeksi dan psikomotorik. Fattah juga mendasarkan pandangan tersebut pada argumentasi bahwa Rasulullah saw, diutus sebagai Muallim, sebagai pendidik dan Allah SWT sendiri menegaskan posisi Rasul-Nya yang demikian itu dalam surat Al-Baqarah: 151.
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Dalam Pandangan Syaikh Muhammad An-Naquib Al- Attas, ada konotasi tertentu yang dapat membedakan antara term at-tarbiyah dari at-ta’lim, yaitu ruang lingkup at-ta’lim lebih universal dari pada ruang lingkup at-tarbiyah, karena at-tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi eksistensial. Lagi pula, makna at-tarbiyah lebih spesifik karena ditujukan pada objek-objek pemilikan yang berkaitan dengan jenis relasional, mengingat pemilikan yang sebenarnya hanyalah milik Allah semata. Akibatnya, sasarannya tidak hanya berlaku bagi umat manusia, tetapi termasuk juga spesies-spesies lainnya.
Muhammad Nadi Al-Badri sebagaimana dikutip oleh Ramayulis mengemukakan, pada zaman klasik, orang hanya mengenal kata ta’dib untuk menunjukkan kegiatan pendidikan. Pengertian seperti ini terus digunakan sepanjang masa kejayaan islam, sehingga semua ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh akal manusia pada masa itu disebut adab, baik yang berhubungan langsung dengan islam seperti fiqh, tafsir, tauhid, ilmu bahasa arab, dan sebagainya, maupun yang tidak berhubungan langsung seperti ilmu fisika, filsafat, astronomi, kedokteran, farmasi, dan lain-lain. Semua buku yang memuat ilmu tersebut dinamai kutub ala-adab. Dengan demikian terkenallah Al-Adab Al-Kabir dan Al-Adab Ash-Shagir yang ditulis oleh Ibnu Al-Muqaffa (w. 760 M).
Menurut Al-Attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
Istilah yang paling relevan menurut Prof. Dr. Syed Muhammad al-Naquib Al-Attas bukanlah tarbiyah dan bukan pula ta’lim, melainkan ta’dib. Sementara Dr. Abdul Fattah Jalal beranggapan sebaliknya, karena yang lebih sesuai menurutnya justru ta’lim. Kendatipun demikian, mayoritas ahli kependidikan islam tampaknya lebih setuju mengembangkan istilah tarbiyah (yang memang berarti pendidikan, education) dalam merumuskan dan menyusun konsep pendidikan islam dibanding istilah ta’lim (yang berarti pengajaran, instruction) dan ta’dib (yang berarti pendidikan khusus dan menurut Al-Attas berarti pendidikan), mengingat cakupan yang dicerminkan lebih luas, dan bahkan istilah tarbiyah sekaligus mengimplisitkan makna dan maksud yang dicakup istilah ta’lim dan ta’dib. Selain itu, juga karena alasan historis bahwasannya istilah yang dikembangkan sepanjang sejarah, terutama di negara-negara yang berbahasa Arab, dan bahkan juga di Indonesia ternyata istilah tarbiyah, menyusul kemudian istilah ta’lim, dan jarang sekali istilah ta’dib dipergunakan.

2.2.    Pengertian dan Sumber Pendidikan Islam
A.  Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini terlihat dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan berikut ini:
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399).
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dr. Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian pendidikan islam sebagi berikut;
Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenent of islam.
Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan tanpa menghilangkan prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.
Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
Definisi tersebut memiliki tiga prinsip pendidikan islam sebagai berikut:
a.    Pendidikan merupakan proses perbantuan pencapaian tingkat keimanan dan berilmu (   QS. Al-Mujadilah 58:11)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sebagai model, maka Rasulullah saw sebagai uswatun hasanah (QS. Al-Ahzab 33:21) yang dijamin Allah memiliki akhlaq mulia (QS. Al-Qalam 68:4)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab 33:21)
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam 68:4)

Pada manusia terdapat potensi baik dan buruk (QS. Asy-Syam 91:7-8), potensi negatif seperti lemah (QS. An-Nisa’ 4: 28), tergesa-gesa (QS. Al-Anbiya 21: 37), berkeluh kesah (QS. Al-Maarij 70: 19), dan ruh Allah yang ditiupkan kepadanya pada saat penyempurnaan penciptaannya (QS. At-Tin 95: 4). Oleh karena itu pendidikan ditujukan sebagai pembangkit potensi baik yang ada pada anak didik dan mengurangi potensinya yang jelek.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَافَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”(QS. Asy-Syam 91:7-8)
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”(QS. An-Nisa’ 4: 28)
خُلِقَ الإنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلا تَسْتَعْجِلُونِ
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab) -Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”(QS. Al-Anbiya 21: 37)
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”(QS. Al-Maarij 70: 19)
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS. At-Tin 95: 4)

B.  Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan islam merupakan hal yang sangat di perhatikan dalam penataan individual dan sosial sehingga dapat mengaplikasikan islam secara sempurna. Didalam pendidikan islam terdapat beberapa sumber pendidikan, para ahli sependapat bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber pendidikan Islam sebagaimana mereka juga sependapat bahwa Al-Qur’an adalah sumber utama yang pertama dan As-Sunnah sumber utama kedua.
1.   Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan dasar utama ajaran Islam, karena dari Al-Qur’an dapat dikembangkan berbagai disiplin Ilmu seperti Tafsir, Fiqh, dan lain sebagainya.
Secara harfiah al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. Sedangkan secara terminologi al-Qur’an, sebagaimana yang dikemukakan Abdul Wahab Khalaf dalam kitabnya Ilmu Ishul Al-Fiqh , adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah melalui malaikat jibril dengan lafal-lafal yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberikan petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri kepada Allah.
2.      As-Sunnah
As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi Muhammad s.a.w. yang terdiri dari ucapan, perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Didalam dunia pendidikan, As-Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an, serta lebih merinci penjelasan Al-Qur’an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.
Telah kita ketahui bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw salah satunya untuk memeperbaiki moral atau akhlak manusia, sebagaimana sabdanya :
اِنَّمَا بُعثْتُ لأَُ تْمّمَ مَكَا رمَ الأَ خْلاَ قا.   (رواه مسلم)
Artinya :
“Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”. (HR. Muslim)
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat
Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dapat dimengerti oleh umat muslim, yaitu menyempurnakan keutamaan akhlak. Rasulullah Muhammad s.a.w. juga seorang pendidik, yang telah berhasil memebentuk masyarakat rabbaniy, masyarakat yang terdidik secara Islami. Bahkan Robert L. Gullick, Jr. dalam bukunya “Muhammad the educator” mengakui akan keberhasilan Nabi Muhammad dalam melaksanakan pendidikan.

3.      Ijtihad
Ijtihad merupakan istilah para fuqaha, yakni berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum  syariat islam. Ijtihad dalam hal ini meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang di olah oleh akal yang sehat oleh para ahli pendidikan islam.

C. Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan islam adalah tauhid, dalam struktur ajaran islam tauhid merupakan ajaran yang sangat penting dan mendasari segala aspek kehidupan penganutnya. Dalam al-Qur’an surat Asy-Syuaro ayat 52 Alloh berfirman:
Artinya:
“Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Asy-Syuura : 52)
Dan berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya :
“Sesungguhnya orang mukmin yang paling di cintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya, sempurna akal fikirannya, serta menasehati pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh ia.” (Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin)
Berdasarkan pada Ayat dan Hadits di atas dinyatakan bahwa Allah swt memerintahkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus, dalam arti memberi bimbingan dan petunju ke jalan yang di ridhoi Allah swt. Dan dalam hadits Nabi dinyatakan bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah swt, yang dapat di formulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan islam, dengan memberikan bimbingan, penyuluhan dan pendidikan islam.
Didalam dasar pendidikan islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan islam, yaitu :
1.      Pendidikan keimanan kepada Allah swt
Firman Allah swt
Artinya :
“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Lukman : 13)
Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentukan keyakinan kepada Allah swt yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak didik.
2.      Pendidikan Akhlakul Karimah
Sejalan dengan usaha mebentuk dasar keyakinan atau keimanan maka diperlukan usaha membentuk akhlak yang mulia. Berakhlak mulia merupakan modal bagi setiap orang dalam menghadapi pergaulan sesama manusia. Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam hidup, setelah keimanan dan kepercayaan.
Firman Allah swt
Artinya :
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Lukman : 18)
3.      Pendidikan Ibadah
Ibadah merupakan salah satu kewajiban dasar yang harus di berikan kepada anak didik. Kewajiban beribadah ini merupakan nilai-nilai spiritual, menjalin hubungan batin dengan sang Khaliq  Allah swt berfirman.
Artinya :
“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Lukman : 17)
Adapun di dalam Negara Indonesia secara formal pendidikan islam mempunyai dasar yang cukup kuat. Pancasila merupakan dasar setiap tingkah laku dan kegiatan bangsa Indonesia, dengan keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, berarti menjamin setiap warga Negara untuk memeluk, beribadah, dan menjalankan aktifitas yang berhubungan dengan pengembangan agama, termasuk melaksanakan pendidikan agama islam.

















BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1.     Alquran merupakan sumber nilai yang absolute, yang eksistensinya tidak mengalami perubahan walaupun interpretasinya di mungkinkan mengalami perubahan sesuai dengan konteks zaman, keadaan, dan tempat. Alquran dapat menjadi sumber pendidikan islam karena di dalamnya di muat sebagai berikut:
a.       Sejarah pendidikan islam
b.      Alquran merupakan pedoman normatif-teoretis dalam pelaksaan pendidikan Islam.
2.      Sumber pendidikan islam yang kedua adalah hadis atau Sunnah Rasulullah SAW. Seperti halnya Alquran, hadis juga berisi ajaran tentang akidah, syariat dan petunjuk-petunjuk untuk kemaslahatan manusia dalam segala aspek kehidupannya untuk membina umat menjadi manusia yang paripurna.
3.      Ijtihad diartikan sebagai usaha yang sungguh-sungguh untuk memperoleh hukum syariat berupa konsep yang operasional melalui istimbat (deduktif maupun induktif) dari Alquran dan as-sunnah

3.2.    Kritik dan Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

2 komentar:

  1. Best Merit Casino Canada 2021 - Curacao Casino
    Merit Casino Canada is an ideal destination for online slots and 제왕카지노 table games. We are fully licensed and regulated by Curacao Gaming and they 메리트 카지노 will 온카지노

    BalasHapus
  2. Free Casino Site » Lucky Club Casino No Deposit Bonus 2021
    Play online casino luckyclub for free without the need for deposit, bonuses and/or an online casino bonus in Canada? At Lucky Club Casino you can find

    BalasHapus